Minggu, 20 Februari 2011

sejarah adzan

Azan (ejaan KBBI) atau adzna merupakan panggilan bagi umat Islam untuk memberitahu masuknya shalat fardu. Dikumandangkan oleh seorang Muadzin setiap salat 5 waktu. Azan mulai diisyaratkan pada tahun kedua Hijriah. Mulanya, pada suatu hari Nabi Muhammad SAW mengumpulkan para sahabat untuk memusyarawahkan bagaimana cara memberitahu masuknya waktu shalat dan mengajak orang ramai agar berkumpul ke masjid untuk melakukan shalat berjamaah. Didalam musyawarah itu ada bebrapa usulan. Ada yang mengusulkan supaya dikibarkan bendera sebagai tanda waktu shalat telah masuk. Apabila benderanya berkibar, hendaklah orang yang melihatnya memberitahu kepada umum. Ada juga yang mengusulkan supaya ditiup terompet seperti yang biasa dilakukan oleh pemeluk agama Yahudi. Ada lagi yang mengusulkan supaya dibunyikan lonceng seperti yang biasa dilakukan oleh orang Nasrani. Ada seorang sahabat yang menyarankan bahwa manakala waktu shalat tiba, maka segera dinyalakan api pada tempat yang tinggi agar orang orang dapat dengan mudah melihat ke tempat itu, atau setidak-tidaknya asapnya dapat dilihat orang walaupun ia berada ditempat yang jauh. Yang melihat api itu dinyalakan, hendaklah datang menghadiri shalat berjamaah. Semua usulan yang diajukan itu ditolak oleh Nabi, tetapi beliau menukar usulan itu dengan Assalatu Jami'ah (marilah shalat berjamaah). Lantas ada usul dari Umar bin Khattab jikalau ditunjuk seorang yang bertindak sebagai pemanggil kaum Muslim untuk shalat pada setiap masuknya waktu shalat. Kemudian saran ini agaknya dapat diterima oleh semua orang dan Nabi Muhammad SAW juga menyetujuinya. Lafal adzan tersebut diperoleh dari hadits tentang asal muasal adzan, Abu Dawud mengisahkan bahwa Abdullah bin Zaid berkata sebagai berikut : "Ketika cara memanggil kaum muslimin untuk shalat dimusyawarahkan, suatu malam dalam tidurku aku bermimpi. Aku melihat ada seseorang sedang menenteng sebuah lonceng. Aku dekati orang itu dan bertanya kepadanya apakah ia ada maksud untuk menjual lonceng itu. Jika memang begitu aku memintanya untuk menjual kepadaku saja. Orang tersebut malah bertanya 'Untuk apa?' Aku menjawabnya 'Bahwa dengan membunyikan lonceng itu, kami dapat memanggil kaum muslim untuk menunaikan shalat' Orang itu berkata lagi 'Maukah kau kuajari cara yang lebih baik?' Dan aku menjawabnya 'Ya!' Lalu ia berkata lagi dan kali ini dengan suara yang amat lantang:
"ALLAHU AKBAR ALLAHU AKBAR
"ASYHADU ALLA ILAHA ILLALLAH (2 kali)
"ASYHADU ANNA MUHAMMADAR RASULULLAH (2 kali)
"HAYYA 'ALASH SHOLAH (2 kali)
"HAYYA 'ALASH FALAH (2 kali)
"ALLAHU AKBAR ALLAHU AKBAR
"LA ILAHA ILLALLAH
Ketika esoknya aku bangun, aku menemui Nabi Muhammad SAW dan menceritakan perihal mimpi itu kepadanya, kemudian Nabi Muhammad SAW berkata "Itu mimpi yang sebetulnya nyata. Berdirilah disamping Bilal dan ajarilah dia bagaimana mengucakan kalimat itu. Dia harus mengumandangkan adzan seperti itu dan dia memiliki suara yang amat sangat lantang" Lalu akupun melakukan hal itu bersama Bilal. Rupanya, mimpi serupa dialami pula oleh Umar ia juga menceritakannya kepada Nabi Muhammad SAW.






*LKS Agama Islam Kelas IX semester II*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar